GUNUNG PAKUWAJA

GUNUNG PAKUWAJA, PAKU TANAH JAWA

 Dalam pewayangan,dikisahkan,ada suatu masa dimana Pulau Jawa belum berpenghuni,berantakan,dan terus menerus bergejolak. Sebagai dewa tertinggi,Batara Guru mengambil bagian puncak Gunung Himalaya,kemudian ditancapkan ditengah-tengah Pulau Jawa sebagai pasak.Pasak tersebut kemudian di sebut Dieng.Dengan ditempatkan Dieng di tengah-tengah Pulau Jawa,Pulau Jawa menjadi diam dan tenang,tidak bergejolak lagi,sehingga dapat dihuni oleh manusia.


 Di Desa Sembungan,6 kilometer dari Dieng,terdapat Gunung Pakuwaja,ada juga yang menyebut Pakuwojo,terdapat batu besar yang berbentuk seperti paku atau pasak raksasa. Batu ini lah yang di percaya sebagai pasak Pulau Jawa.Di kedua sisi batu besar berbentuk paku ini,terdapat bekas telaga yang mengering,yang menyerupai penggorengan atau wajan dalam bahasa Jawa,karena itulah di sebut Gunung Pakuwaja.


 Menurut cerita,air di Gunung Pakuwaja mengering karena semua airnya mengalir ke Telaga Cebong di kaki Gunung Pakuwaja,Gunung Prambanan dan Gunung Sikunir yang sudah termasyur itu. Gunung Pakuwaja berada di sebelah kiri Gunung Sikunir. Bisa didaki melalui jalur pendakian dari atas Dieng Plateau Theatre dan dari Desa Sembungan. 
Jalur yang digunakan adalah jalur petani,belum ada tanda-tanda atau papan-papan petunjuk menuju puncak. Jika mendaki di pagi hari,bisa bertanya pada para petani di kanan kiri jalur menuju puncak,yang sedang menanam ataupun memanen kentang,dan sering juga berpapasan dijalan. Hampir setengah lebih jalur pendakian adalah lahan atau kebun kentang,bahkan sesampai di puncak Gunung Pakuwaja pun,masih bisa di jumpai lahan yang ditanami kentang dengan suburnya.


Setelah lahan pertanian kentang,ilalang-ilalang setinggi dada siap menghalangi perjalanan,seakan menutup jalurnya,karena masih jarang pendaki yang datang dan akan membuat celana panjang serta kaos basah kuyup. Untuk pendakian di malam hari sebaiknya menggunakan jasa guide,atau salah satu rombongan harus sudah ada yang pernah mendaki.


 Menuju desa Sembungan,2200 mdpl,yang merupakan desa tertinggi di pulau Jawa ini sangatlah mudah,dari Wonosobo bisa menggunakan motor,dan bisa juga bis Jurusan Dieng Batur,turun dipertigaan Dieng kemudian ganti dengan bis menuju desa Sembungan.

 Puncak Gunung Pakuwaja sebenarnya tidak kalah cantik,puncak yang khas,penuh misteri,dan damai. Di batu yang berbentuk paku,terdapat goa sederhana tempat meletakkan sesaji,bunga,dupa,dan rokok kretek. Di tanggal-tanggal tertentu masih ada yang datang untuk ritual,meletakkan sesaji,terutama malam Jumat Kliwon.Bekas telaga yang menyerupai wajan,seperti lapangan sepakbola dengan rerumputan,bisa untuk mendirikan tenda,beristirahat dan menunggu sunrise.Kalau tidak ingin bermalam atau mendirikan tenda.
Gunung Pakuwaja,bisa di daki setelah melihat sunrise dari Gunung Sikunir,karena letaknya berdekatan. Menurut sejarah,batu-batu yang digunakan untuk membangun candi-candi di Dieng,yakni komplek Candi Arjuna,berasal dari batuan andesit yang diambil dari Gunung Pakuwaja

.Gunung dengan tinggi 2395 mdpl ini,selain indah dan mudah dicapai,hanya dengan trekking 1 hingga 1,5 jam,kita bisa menikmati pemandangan yang indah sekaligus tempat yang penuh misteri dan bersejarah.



Comments

  1. Sipp.. Kunjungi jg Blog-ku.. AkuAdalahRobi

    ReplyDelete
  2. ikut copas kunjungi juga blog saya

    ReplyDelete
  3. misi gan kunjungi juga blog ane ya nellybatubara.blogspot.com

    ReplyDelete
  4. januari kemarin sempat ke sikunir...puny kenalan penduduk sembungan..kemudian beliau ini menawarkan diri mengantar naik ke pakuwaja..tetapi karena waktu yang tidak memungkinkan kami terpaksa menolak..dan sampai dirumah kecewa berat...

    ReplyDelete
  5. basecamp pakuwaja d'mana yaa lur..niat_ya dalam waktu dekat ini pengen nyobain k'pakuwaja...jalur pendakian lewat mana kalo lewat desa sembungan....trimakasih

    ReplyDelete

Post a Comment