Gunung Kembang


Gunung ini memang tidak sepopuler  ayah bundanya yaitu Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro, padahal Gunung Kembang tidak kalah cantik, bahkan di hutan gunung inilah terdapat lebih  dari seratus jenis anggrek. 10 tahun yang lalu tingginya hanya 1.200 mdpl, tapi sekarang sudah mencapai 2.370 mdpl. Perubahan ketinggian anak Gunung Sindoro ini terjadi karena  perubahan penumpukan material  oleh letupan kawah Gunung Sindoro. Tercatat pada tahun 1818 pernah terjadi letusan abu  yang berasal dari Gunung Kembang, hingga ke Kebumen.



Para pendaki  masih jarang  ke Gunung Kembang, mungkin karena sarana transportasinya yang sulit dan tidak ada basecamp pendakian resmi. Ada beberapa jalur yang bisa dipilih, pertama jalur Desa Lengkong  ataupun Desa Keseneng, Kecamatan Garung , dapat juga  melalui desa Blembem Kecamatan Kertek. Transportasi  yang paling praktis hingga ke desa terakhir adalah dengan menyewa mobil, apalagi jika mendaki berkelompok.

Gunung Kembang bisa didaki dalam waktu  kurang lebih 4 jam. Jauh lebih baik jika dalam  pendakian mengambil waktu siang hari, sehingga saat gelap tiba sudah berada di dalam tenda.   Pendakian malam hari sangat tidak dianjurkan, besar kemungkinan akan teresat karena minimnya papan petunjuk.Tanda yang bisa diikuti hanya potongan pendek tali rafia yang diikat pada ranting pohon, jika pada malam hari tidak terlihat.
Dari desa terakhir diperlukan waktu sekitar 45 menit  untuk memasuki kawasan hutan Gunung Kembang, setelah melewati area perkebunan singkong, kol, jagung dan kadang tembakau. Medan tidak terlalu sulit, sehingga pendaki pemula pun dengan mudah dapat mencapai puncaknya.  Meski mendaki siang hari, namun tetap sejuk karena terlindung pohon-pohon besar nan rimbun dengan banyak tanaman anggrek yang menempel dengan suburnya. Inilah keebihan hutan Gunung Kembang, masih sangat asri dan terjaga.
Setelah 4 jam berjalan, terdapat sebuah gubug yang cukup besar dengan atap serta dindingnya dari plastik warna warni dan deklit. Di dalam gubug terdapat tikar, karpet, selimut dan jaket. Jika tidak membawa tenda gubug ini bisa digunakan untuk menginap menunggu sunrise tiba.  Gubug ini  bisa menampung sekitar 10 orang. 

Perjalanan dari gubug ini menuju puncak Gunung Kembang hanya butuh waktu 10 menit. Namun jika membawa tenda,  kita bisa langsung menuju puncak melewati gubug.
Puncak Gunung Kembang  memang tidak terlalu luas, namun bisa untuk mendirikan hingga 20 tenda. Pemandangan indah nan megah langsung dapat kita nikmati begitu sampai puncak. Di depan mata terlihat jelas Gunung Sindoro yang anggun, sedang di sebelah kanan Gunung Sumbing  tampak menjulang dengan kokoh,  juga Gunung Merbabu-Merapi  berada di belakangnya nampak seperti lukisan alam yang tiada tara.

 Berjalan ke bawah sedikit sekitar 15 menit melewati ilalang yang indah, terdapat kawah mati yang  ditumbuhi rumput hijau dikenal dengan nama “Bimo Pengkok”. Konon menurut legenda, disinilah Bimo pernah jatuh dalam posisi terduduk. Disini terdapat pula mata air kecil yang sangat jernih yang hanya ada di musim penghujan, sehingga saat kemarau akan kering tanpa air.


                                                   Mata air di puncak Gunung Kembang



Ternyata bukan karena faktor transportasi yang sulit saja yang menyebabkan Gunung Kembang jarang didaki, tapi juga karena mistis dan angkernya. Dari beberapa pengalaman banyak yang mengalami hal-hal aneh seperti  jalur yang tiba-tiba hilang, akhirnya  hanya berputar-putar ditempat itu-itu saja. Selain itu di Gunung Kembang masih terdapat harimau tutul. Beberapa petani dari daerah Tambi sering melihat terutama sekitar tahun 2006. Namun sekarang babi hutan masih banyak ditemui di Gunung Kembang ini.  Menurut penduduk sekitar, Gunung Kembang lebih banyak didaki oleh orang-orang yang ingin bersemedi daripada para pendaki biasa. Tak heran jika di sekitar kawah mati Bimo Pengkok banyak sekali sesaji  berupa bunga mawar merah dan putih, ingkung, dupa, hingga buah-buahan yang diletakkan di atas batu maupun di rerumputan. Apalagi bertepatan dengan bulan Suro,  lebih banyak lagi orang yang mendaki gunung Kembang untuk tujuan semedi.  








Comments

  1. mengalami hal-hal yang aneh gag kak..???

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa teman mengalami...diantaranya jalur yang kadang ilang, muter2 di satu tempat itu2 saja,melihat yang serem2, sampai pernah 1 rombongan turunnya di desa yang berlainan...Alhamdulillah...sy belum pernah...ke G. Kembang baru 2 kali.

      Delete
  2. boleh tahu nama desa terakhir yang kalian singgahi apa ?

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. kalo naik elf jurusan dieng turun dimana ya? terus dari jalan raya dieng nya ke desa terakhir ada angkutan umum atau ojek gak?
    atau kalau sewa angkot dari terminal mendolo kira kira kena berapa? terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. duh mana ini penulis blognya, udh hampir setahun pertanyaan mas bro ini tdk di bals. apa jgn2 dia hilang digunung ini :O

      Delete
    2. Bisa dari terminal naik Ojek ke Dusun Kaliurip,
      Benar sekali yg di tulis di atas hutanya sangat asri dan masih alami , kebetulan saya tinggal di kaki gunung kembanh

      Delete
    3. maaf Mas Bangun Riyadi, baru cuti hamil, wekwek

      Delete
  5. Kalau mau naik ke gunung kembang lewat bedakah jalurnya lebih mudah dan pemandangannya lebih bagus

    ReplyDelete
  6. Kalau mau ke gunung kembang lebih baik turun terminal mendolo/Kertek, pakai ojek Rp. 15.000,- turun Bedakah, para pendaki akan disuguhi pemandangan alam fantastik dengan hijaunya hamparan kebun teh

    ReplyDelete
  7. Apakah bisa lanjut ke Sindoro dari Kembang? Ada jalur?

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah sy udah pernah sekali naik ke gunung Kembang........Amazinggggggg

    ReplyDelete
  9. Alhamdulillah sy udah pernah sekali naik ke gunung Kembang........Amazinggggggg

    ReplyDelete
  10. Apakah Pada saat melakukan pendakian terutama pda saat melewati hutan gn kembang mas2 yang sudah pernah ksana melihat hewan buas atau yg sudah dijelaskan diatas?? mohon pencerahanya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada beberapa orang yang pernah melihat macan, termasuk orang tua saya, tapi itu dulu, sekarang kayaknya sudah nggak ada lagi, yang masih ada paling babi hutan itupun populasinya sudah sangat sedikit. Tidak ada yang pernah diganggu binatang buas, saya dulu hampir tiap hari ke situ, kebetulan saya punya ladang dekat situ gak pernah ngliat apa-apa.

      Delete
    2. Deke theo sapa sii,, nyg umahe kana lor..

      Delete
  11. kalo dari jogya turun dimana mas bro,,,mohon info'ya ...maturnuwun

    ReplyDelete
  12. Paling cepat adalah jalur desa Sontonayan, pemandangan juga jauh lebih bagus, aksesnya adalah dari terminal Wonosobo cari bis arah Parakan/Magelang bilang ke kondektur turun di Desa Sontonayan, kurang lebih 20 menit sampai di Sontonayan, disambut dengan hawa dingin dan hijaunya kebuh teh, dari Sontonayan jalan menuju arah hutan Pinus Simpen, jalan terus ikuti jalan setapak, gunung Kembang tidak terlalu jauh dari situ, tidak sampai 2 jam sudah di puncak, pulangnya jangan lupa mampir ke rumahku di desa Sontonayan, dijamin makan, minum, tidur gratis, tanya saja orang di situ rumahnya Mas Yono/mbak Tentrem deket Polindes ... welcome

    ReplyDelete
    Replies
    1. Base campnya jauh dr jalan utama/ jln ray gak mas

      Delete
  13. Info lebih lanjut boleh tanya saya via SMS/BBM/WA/Line, Yono 08159197131, silahkan datang di daerah kami, dengan senang hati kami akan menyambutnya, jangan kaget jika bertemu dengan orang di daerah kami, mereka pasti akan tersenyum dan menyapa, bukannya sok kenal, tapi itu motto yang selalu kami jaga, bahwa semua adalah saudara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mas Theo saya ada rencana naik gunung Kembang, masih bisakah saya mengontak no. hpnya mas Yono? Terimakasih

      Delete
  14. Info lebih lanjut boleh tanya saya via SMS/BBM/WA/Line, Yono 08159197131, silahkan datang di daerah kami, dengan senang hati kami akan menyambutnya, jangan kaget jika bertemu dengan orang di daerah kami, mereka pasti akan tersenyum dan menyapa, bukannya sok kenal, tapi itu motto yang selalu kami jaga, bahwa semua adalah saudara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah tawaran yang sangat menarik sekali,izin save kontak nya ya om,siapa tau ada umur bisa main ke dieng lagi,insha Allah G.KEMBANG saya kunjungi,apalagi teman saya pernah bercerita kisah-kisah unique di gunung kembang,,,

      Delete
    2. siapa yang mau ikit tnggal 14 mau ke gnung kmbang

      Delete
  15. Paling cepat adalah jalur desa Sontonayan, pemandangan juga jauh lebih bagus, aksesnya adalah dari terminal Wonosobo cari bis arah Parakan/Magelang bilang ke kondektur turun di Desa Sontonayan, kurang lebih 20 menit sampai di Sontonayan, disambut dengan hawa dingin dan hijaunya kebuh teh, dari Sontonayan jalan menuju arah hutan Pinus Simpen, jalan terus ikuti jalan setapak, gunung Kembang tidak terlalu jauh dari situ, tidak sampai 2 jam sudah di puncak, pulangnya jangan lupa mampir ke rumahku di desa Sontonayan, dijamin makan, minum, tidur gratis, tanya saja orang di situ rumahnya Mas Yono/mbak Tentrem deket Polindes ... welcome

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas yono boleh minta cpnya gak saya rencana habis lebaran mau kesana

      Delete
  16. d gunung kembang ada pantangan tersendiri seperti gunung lawu gak untuk pendaki? Kalau dari bekasi enak'a lewat mna iya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan turun di terminal Medala Wonosobo, naik ojek ke Dusun Kaliurip sekitar 8menit sudah sampai, kebetulan G.Kembang jalur jalannya blm tersedia , bisa minta di atar penduduk setempat , semoga kami bisa segera siapkan untuk jalur pendakianya dari desa Kaliurip info lebih lanjut bisa WA. 087719131385 fb: Anto Mas Kuda

      Delete
  17. q dulu hMpir setiap hari ambil kayu bakar di gnung kembang berangkT dari rumah jm 2mlm sampe sana jm 5:30 q bersama 4temanku yg senasib cuma tamat SD biasanya main ke. puncaknya setlh dpat. kayu bakar di bawah

    ReplyDelete
  18. 16 th sudah..brlalu.. kan terkenang selalu masa masa kelam brsama 4tmanku..di gng kmbang. dan bila malm jm'at /selasa kliwon kdang terdengar gemuruh suara gamelam bak ada pentas pewayangAn

    ReplyDelete
  19. kapan mau ke gunung kembang lagi??

    ReplyDelete
  20. Pernah sekali naik bareng anak" ARSTUV garung...keren tempatnya..dibawah tlaga ada gua kecil..

    ReplyDelete
  21. Mudah2an bisa ke gunung kembang pengin liat anggreknya...info terakhir sudah ramaikah jalur pendakiannya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naik dah 3 kali,tp g sampai atas tersesat trus di hutan . Terakhir naik pas lebaran th ini,, saya lewat bedakah , walau agak lama tp pemandangan beragam, kebun teh,hutan yang asri, trus di atas ilalang sama rumput,, hutannya AWESOME ,, tp g ada jalurnya cuma kita kasih tanda pake mantol plastik warna hijau, tidak untuk rekomendasi di karenakan tak sampai puncak tanda yg kita buat,, baru sampai ilalang yg banyak jalur babi hutan nya,, walau tersesat berulang kali tetap tak jera untuk dang lagi,, istimewa,, video bisa di liat di chanel saya dg nama saya ,, 😊😊

      Delete
  22. Mau tanya nih info terakir pendakian di gunung kembang gimana ya rencana habis lebaran mau kesana.terima kasih banyak.
    Salam dari saya dan team oyiss crew adventur

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi naik gunung kembang lewat sontonayan kang?trek nya gmna kang

      Delete
  23. Salam lestari saya mau mita no wa besacemp gunung kembang ada apa enggak
    Kalo ada saya mau mita
    Wa saya 085863663865

    ReplyDelete
  24. jalur yg direkomendasikan via apa bang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jalur pendakian gn kembang cuma via blembem wonosobo.blm ada jalur lain yg bisa di lalui

      Delete
  25. kalo yang jalur lengkong bisa tolong diperinci waktu tempuh di tiap pos?

    ReplyDelete
  26. Until yang lewat desa keseneng Ada basecampnya ngga ya? Atau bisa dijelaskan bagaimana kalo lewat desa keseneeng

    ReplyDelete
  27. Untuk yang lewat desa keseneng ada bc ngga ya? Atau bisa tolong dijelaskan bagaimana kalo lewat ds keseneng

    ReplyDelete
  28. Basecamp termudah do Desa Lengkong dan Blembem

    ReplyDelete

Post a Comment